Ada kisah menarik tentang semangat dakwah yang disampaikan oleh DR.
Muhammad Ratib an-Nabulsy saat Khutbah Jum’at tertanggal 2 Juli
2011.sebuah kisah Inspiratif terjadi di Amsterdam yang sangat menarik
untuk disimak.
Menjadi kebiasaan di hari Jum’at seorang Imam Masjid dan anaknya yang
berumur 11 tahun membagi brosur di jalan-jalan dan keramaian, sebuah
brosur dakwah yang berjudul “Thariiqun ilal jannah” (Jalan menuju
Jannah).
Tapi kali ini, suasana sangat dingin ditambah rintik hujan yang membuat
orang benar-benar malas untuk keluar rumah. Si anak telah siap memakai
pakaian tebal dan jas hujan untuk mencegah dinginnya udara, lalu ia
berkata kepada sang Ayah,
“Saya sudah siap, ayah!”
“Siap untuk apa Nak?”
“Ayah, bukankah ini waktunya kita menyebar brosur “Jalan menuju Jannah’?”
“Udara diluar sangat dingin, apalagi gerimis, saya tidak tahan dengan suasana dingin diluar “
“tapi Ayah, meski udara sangat dingin, tetap saja ada orang yang berjalan menuju neraka!”
“Ayah jika diizinkan saya ingin menyebar brosur sendirian,”
Sang ayah diam sejenak lalu berkata,
“Baiklah, pergilah dengan membawa beberapa brosur yang ada “
Anak itupun keluar ke jalanan kota membagikan brosur kepada orang yang
dijumpainya, juga daru pintu ke pintu. Dua jam berjalan, dan brosur
hanya tersisa sedikit saja. Ia pu mendatangi sebuah rumah untuk
membagikan brosur itu. Ia pencet tombol bel rumah, namun tak ada
jawaban. Ia pencet lagi, dan tak ada yang keluar. Hampir saja ia pergi,
namun seakan ada suatu rasa yang menghalanginya. Untuk kesekian kalinya
ia kembali memencet bel, dan ia ketuk pintu dengan keras. Ia tunggu
beberapa lama, hingga pintu terbuka pelan. Ada wanita tua keluar dengan
raut wajah yang menyiratkan kesedihan yang dalam.
Wanita tua itu berkata “ Apa yang bisa dibantu wahai anakku?”
Dengan wajah ceria, senyum yang bersahabat si anak berkata” Nek, mohon
maaf jika saya mengganggu Anda, saya hanya inging mengatakan, bahwa
Allah mencintai anda dan akan menjaga Anda, dan saya membawa brosur
untuk Anda yang menjelaskan bagaimana Anda mengenal Allah, apa yang
harus dilakukan manusia dan bagaimana memperoleh ridha-Nya.”
Anak itu menyerahkan brosurnya dan sebelum ia pergi , wanita itu sempat berkata “Terimakasih Nak”
___________
Sepekan kemudian,
___________
Usai sholat jum’at seperti biasa Imam masjid berdiri dan menyampaikan
sedikit tausiah, lalu berkata “ Adakah diantara hadirin yang ingin
bertanya , atau ingin mengutarakan sesuatu ?”
Dibarisan belakang, terdengar wanita tua berkata,
“Tak ada diantara hadirin ini yang mengenaliku, dan baru kali ini saya
datang ketempat ini. Sebelum jum’at yang lalu saya belum menjadi seorang
muslimah dan tidak berfikir menjadi sepertin ini sebelumnya. Sekitar
sebulan yang lalu suamiku meninggal dunia, padahal ia satu-satunya orang
yang kumiliki di dunia ini. Hari jum’at yang lalu, saat udara sangat
dingin dan diiringi gerimis, saya kalap, karena tak tersisa lagi
harapanku untuk hidup. Maka saya mengambil tali dan kursi, lalu saya
membawanya ke kamar atas dirumahku. Saya ikat satu ujung tali dikayu
atap. Saya berdiri dikursi, lalu saya kalungkan ujung tali yang satunya
keleher, saya memutuskan untuk bunuh diri.”
Tapi, tiba-tiba terdengar olehku suara bel rumah dilantai bawah. Saya
menunggu sasaat dan tidak menjawab, “paling sebentar lagi pergi”,
batinku.
Tapi ternyata bel berdering lagi dan kuperhatikan ketukan pintu semakin
keras terdengar. Lalu saya lepas tali yang melingkar di leher, dan saya
turun untuk sekedar melihat siapa yang mengetuk pintu.
Saat kubuka , kulihat seorang bocah berwajah ceria, dengan senyuman
laksana malaikat dan aku belum pernah melihat anak seperti itu. Ia
mengucapkan kata-kata yang sangat menyentuh sanubariku, “ saya hanya
ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai anda dan akan menjaga anda”
kemudian anak itu menyodorkan brosur kepadaku yang berjudul “Jalan
menuju Jannah”
Akupun segera menutup pintu , aku memulai membaca isi brosur. Setelah
membacanya, aku naik ke lantai atas, melepaskan ikatan tali di atap dan
menyingkirkan kursi. Saya telah mantap untuk tidak memerlukan itu lagi
selamanya.
Anda tahu, sekarang ini saya benar-benar merasa sangat bahagia, karena
bisa mengenal Allah yang Esa, tiada ilah yang haq selain Dia.
Dan karena alamat markaz Dakwah tertera dibrosur itu, maka saya datang
kesini sendirian untuk mengucapkan pujian kepada Allah, kemudian
berterima kasih kepada kalian, khususnya ‘malaikat ‘ kecil yang telah
mendatangiku pada saat yang tepat. Mudah-mudahan itu menjadi sebab
selamat saya dari kesengsaraan menuju kebahagiaan jannah yang abadi.
Mengalirlah air mata para jamaah yang hadir di Masjid, gemuruh takbir.
Allahu Akbar. Menggema diruangan. Sementara sang Imam turun dari
mimbarnya, menuju shaff paling depan, tempat dimana puteranya yang tak
lain ‘malaikat’ kecil itu duduk. Sang ayah mendekap dan mencium anaknya
diringi tangisan haru. Allahu Akbar
sumber : ar-risalah no.131/vol.XVI/10 jumadil akhir - Rajab 1433
Tidak ada komentar:
Posting Komentar